PGMI

Selasa, 30 Juni 2015

Materi - Pengertian Guru



Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta guru yang juga berarti guru, secara harfiah didefinisikan sebagai pengajar suatu ilmu.[1] Guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya berkaitan dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam segala aspeknya, baik itu aspek spiritual, emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.[2]
Secara sederhana guru diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Dalam pandangan masyarakat, guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu. Secara umum guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, baik di  sekolah maupun di luar sekolah.[3]
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati menyebutkan orang dewasa yang bertugas mendidik itu meliputi orangtua, pengajar atau guru di sekolah, dan pemuka masyarakat. Guru di sekolah disebut sebagai pendidik karena jabatannya, atau karena keahliannya, dan dinamakan pendidik professional. Pengajar atau guru adalah pendidik di lembaga pendidikan formal, atau di sekolah. Guru sering pula disebut dengan pendidik pembantu karena guru menerima limpahan sebagian tanggung jawab orangtua untuk menolong dan membimbing anaknya.[4]
Guru mempunyai peranan ganda sebagai pengajar dan pendidik. Kedua peran tersebut bisa dilihat dari perbedaannya, tetapi tidak bisa dipisahkan. Tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, social, dan moral. Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif, dan psikomotor, melalui menyampaikan pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan keterampilan.  Guru sebagai pendidik terutama berperan dalam menanamkan nilai-nilai, nilai-nilai yang merupakan ideal dan standar dalam masyarakat. Selain itu, ia juga berperan sebagai model, sebagai contoh/suri teladan bagi anak-anak. Sementara guru sebagai pengajar dipandang sebagai ekspert, sebagai ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya.[5]


[1] Abdul Rahmat, Kearifan Cinta Sang Guru: Oase Pemikiran Cinta untuk Para Praktisi Pendidikan, (Bandung: MQS Publishing, 2010), h. 19.

[2] Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat, 2006), h. 9.

[3] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 31-32.
[4] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 241-242.

[5] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 252-253.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar